Identifikasi Komponen Ekosistem Tanaman Obat (2)

Tanaman Obat Area Konservasi

  1. Lobi-lobi (Flacourtia inermis)

Batang bulat,  tinggi baru mencapai ± 3 m, memiliki percabangan simpodial di dekat pangkal batang, diameter batang sekitar 10 cm, batang berwarana coklat dan bertekstur kasar. Daun tunggal, duduk berseling dan tersebar, berbentuk bulat  telur lonjong dan tepinya bergerigi, pertulangan daun menyirip tegas, permukaan licin, saat muda berwarna merah saat tua berwarna hijau tua. Pembungaan aksilar, tunggal atau berkelompok, tumbuh di batang atau di ketiak daun Buah buni, bentuk bulat, berwarna merah muda sampai merah dan perakaran tunggang.

Tanaman ditanam pada ketinggian 150-2000 mdpl . Dengan intensitas cahaya cukup, dan tidak terpengaruh naungan tanaman lain. Kondisi tanah cukup subur dengan banyaknya serasah daun sebagai penambah bahan organik. Kompetisi antar tanaman cukup rendah karena jarak tanam lebar dengan pola tanam segitiga. Tanaman ini tumbuhan liar di hutan-hutan alam dan dibudidayakan sebagai tanaman peneduh untuk diambil buahnya. Tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 100 – 1300 mdpl. Buahnya dapat dimakan segar namun rasanya asam dan kelat, dibuat menjadi sirup, asinan, selai, dan rujak. Sebagai obat diare dan nyeri haid dengan merebus daun lobi-lobi segar. Buah berguna sebagai obat bisul, datang bulan tidak teratur, diare, jerawat, dan tekanan darah tinggi. Daun dan akar lobi-lobi mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol.

  1. Waru Lengis (Hibiscus tiliaceus )

Batang berkayu, bulat, bercabang, dan berwarna coklat. Daun tunggal, bulat, pertulangan menjari, berkelenjar, berwarna hijau keabu-abuan. Bunga tunggal, bertaju delapan sampai sebelas, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam. Buah bulat telur, berbulu lebat dan berwarna coklat. Perakaran tunggang. Tanaman ditanam pada ketinggian 150-2000 mdpl . Dengan intensitas cahaya cukup, dan tidak terpengaruh naungan tanaman lain. Kondisi tanah cukup subur dengan banyaknya serasah daun sebagai penambah bahan organik. Kompetisi antar tanaman cukup rendah karena jarak tanam lebar dengan pola tanam segitiga. Tanaman ini banyak tumbuh di pantai. Daun waru lengis digunakan  sebagai obat demam, obat amandel, obat batuk, melancarkan air seni, bisul, dan menyuburkan rambut. Daun dan akar Hibiscus tiliaceus mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu daun juga mengandung polifenol dan akar mengandung tanin. Tanaman ini juga mengandung zat musilago, zat emolient, dan protein (Dalimartha dan Setiawan 1999).

  1. Seligi (Phyllanthus buxifolius Arg.)

Merupakan perdu tahunan dengan tinggi berkisar 1-1,5 m. Batangnya tegak, bulat, berkayu, permukaan kasar, bercabang dan berwarna coklat. Daunnya majemuk, duduk melingkar pada batang, berbentuk bulat telur,  berwarna hijau,ujung runcing dan pangkal tumpul, tepi daun rata. Bunga tunggal, tumbuh di ketiak anak daun dan menggantung, berwarna kuning. Buah bulat, berwarna hijau saat muda dan coklat setelah tua dan perakaran tunggang. Tanaman ditanam pada ketinggian 150-2000 mdpl . Dengan intensitas cahaya cukup, dan tidak terpengaruh naungan tanaman lain. Kondisi tanah cukup subur dengan banyaknya serasah daun sebagai penambah bahan organik. Kompetisi antar tanaman cukup rendah karena jarak tanam lebar. Tanaman ini cocok untuk iklim dataran rendah sampai dataran tinggi, kebutuhan airnya sedang dan membutuhkan sinar matahari sepanjang hari. Daun Phyllanthus buxifolius berkhasiat sebagai obal sendi terkilir karena mengadung saponin, flavonoida dan polifenol

  1. Anyang-anyang (Elaeocarpus grandiflorus)

Merupakan pohon dengan tinggi batang sekitar 6m. Daun berbentuk lanset, dan tumbuh di ujung ranting. Tandan bunga tumbuh menggantung, kelopak bunga berwarna merah cerah dan mahkota bunga berwarna putih. Buah berwarna hijau pucat. Anyang-anyang banyak tumbuh di hutan, pinggir air dengan ketinggian 500 mdpl. Sering juga sebagai pohon hias kebun. Perbanyakan anyang-anyang dilakukan dengan setek dan biji. Anyang¬anyang dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk dasar. Tumbuhan ini menghendaki tempat yang cukup matahari atau sedikit terlindung. Kandungan kimia tanaman ini adalah Elaeokarpid(zat pahit beracun) dan saponin. Pemanfaatannya sebagai diuretik sehingga dapat mengatasi penyakit anyang-anyangan(keluar urine sedikit). Bagian kulit kayu dapat digunakan untuk mengobati sifilis, kencing nanah, dan radang kandung kemih. Akarnya dapat menurunkan demam dan mengobati cacingan (Agromedia 2008).

  1. Binong (Hernandia peltata)

Merupakan pohon dengan batang tegak, berkayu, bulat, percabangan simpodial, dan berwarna putih kotor. Daunnya berwarna hijau, tunggal, tersebar, lonjong, bertepi rata, berujung runcing dan berpangkal tumpul, dan pertulangan menyirip. Bunga berwarna putih, majemuk, tumbuh di ketiak daun. Buahnya kotak atau bulat dan berwarna hijau. Perakaran tunggang. Tanaman ditanam pada ketinggian 150-2000 mdpl . Dengan intensitas cahaya cukup, dan tidak terpengaruh naungan tanaman lain. Kondisi tanah cukup subur dengan banyaknya serasah daun sebagai penambah bahan organik. Kompetisi antar tanaman cukup rendah karena jarak tanam lebar dengan pola tanam segitiga. Biji dan buah mengandung saponin, flavonoida, dan tanin. Batangnya juga mengandung saponin. Binong dapat ditemukan di semua daerah tropis di sepanjang pantai. Perbanyakannya menggunakan biji. Distribusi meliputi Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Akarnya digunakan sebagai penawar racun, batangnya sebagai obat muntah darah, bijinya untuk mengobati masuk angin dan pembiusan, dan kayunya sebagai obat muntah darah. (Zuhud et al. 2013)

Tanaman Obat Area Display

  1. Lidah buaya (Aloe vera)

Lidah Buaya merupakan Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam orang di pot dan  pekarangan  rumah  sebagai  tanaman  hias.  Daunnya  agak  runcing  berbentuk  taji,  tebal,  getas,  tepinya  bergerigi /  berduri  kecil,  permukaan  berbintik-bintik, panjang  15-36  cm,  lebar  2-6  cm,  bunga  bertangkai  yang  panjangnya  60-90  cm, bunga  berwarna  kuning  kemerahan  (jingga) (Purwaningsih 2008). Penanaman lidah buaya di display biofarmaka IPB tidak ternaungi dengan jarak tanam 60 cm x 50 cm dan keberadaan gulma sekitar 30 %.

Lidah  buaya  mempunyai  kandungan  zat  gizi  yang  diperlukan  tubuh dengan cukup lengkap, yaitu vitamin A, B1, B2, B3, B12, C, E, choline, inositol dan  asam  folat.  Kandungan  mineralnya  antara  lain  terdiri  dari  kalsium  (Ca), magnesium (Mg), potasium (K), sodium (Na), besi (Fe), zinc (Zn) dan kromium (Cr).  Beberapa  unsur  vitamin  dan  mineral  tersebut  dapat  berfungsi  sebagai pembentuk  antioksidan  alami,  seperti  vitamin  C,  vitamin  E,  vitamin  A, magnesium  dan  Zinc.  Antioksidan  ini  berguna  untuk  mencegah  penuaan  dini, serangan  jantung  dan  berbagai  penyakit  degeneratif.  Daun  lidah  buaya  segar mengandung enzim amilase, catalase, cellulase, carboxypeptidase dan lain-lain. Selain itu, lidah buaya juga mengandung sejumlah asam amino arginin, asparagin, asam aspatat, alanin, serin, valin, glutamat, treonin, glisin, lisin, prolin, hisudin, leusin dan isoleusin (Purwaningsih 2008). Khasiat lidah buaya yaitu mengobati panas dalam, luka bakar, wasir dan jerawat.

  1. Kemuning (Murraya paniculata (L). Jack)

Kemuning (Murraya paniculata (L). Jack) adalah salah satu tanaman yang sering digunakan sebagai tanaman obat. Tanaman tesebut termasuk ke dalam suku Rutaceae, tumbuh liar di semak belukar atau sengaja ditanam di halaman rumah sebagai tanaman hias. Daun Kemuning (Murraya paniculata (L). Jack) mengandung senyawa kimia yang merupakan senyawa metabolit sekunder seperti minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, saponoid, damar dan tannin (Dewi KS 2007). Khasiat kemuning yaitu mengobati radang saluran nafas, infeksi saluran kencing, sakit gigi, reumatik, keseleo. Penanaman kemuning di display biofarmaka IPB tidak ternaungi dengan jarak tanam 70 cm x 120 cm dan keberadaan gulma sekitar 40 %. Gulma yang mencapai 40% sebaiknya dibersihkan secara teratur agar pertumbuhan kemuning tidak terhambat.

  1. Bawang dayak (Elucthorine americaca)

Bawang dayak berasal dari amerika tropik. Tanaman tersebut telah dibudidayakgan di Indonesia (Elisa 2009). Bawang dayak tumbuh menggumpal menjadi gerrombolan besar. Daun berbentuk pita mirip helaian daun palem. Bunga berukuran mungil, berkelopak lima dan berwarna putih. Umbi berbentuk bulat lonjong, memanjang sebesar biji nangka dan berwarna merah. Bagian yang digunakan untuk obat adalah daun dan umbinya (Mangan 2005). Penanaman bawang dayak di display biofarmaka IPB tidak ternaungi dengan jarak tanam 30 cm x 40 cm dan keberadaan gulma sekitar 15 %. Umbi bawang dayak mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, triterpenoid dan fenolik. Tumbuhan tersebut juga mengandung minya atsiri (Agromedia 2008). Senyawa lain yang dikandung bawang dayak antara lain tannin, glikosida, aldehida-keton dan asam karboksilat (Elisa 2009). Khasiat bawang dayak yaitu mengobati lever, kanker, mencret, disentri, bronchitis, diuretic.

  1. Mangkokan (Polyscias sculletaria (Burm. f.) Fosb

Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar, walaupun dapat ditemukan tumbuh liar di ladang dan tepi sungai. Mangkokan di sini  jarang  atau  tidak  pernah  berbunga,  menyukai  tempat  terbuka  yang  terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat tumbuh pada ketinggian 1 – 200 mdp1 (Rahman et al. 2008). Tanaman tersebut merupakan tanaman perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 1- 3 m. Batang berkayu, bercabang, bentuknya  bulat,  panjang,  dan  lurus.  Daun  tunggal,  bertangkai,  agak  tebal, bentuknya  bulat  berlekuk  seperti  mangkok,  pangkal  berbentuk  jantung,  tepi bergerigi,  diameter  6-12  cm,  pertulangan  menyirip,  warnanya  hijau  tua.  Bunga majemuk, bentuk payung, warnanya hijau.

Buahnya buah buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras, dan berwama cokelat. Perbanyakan dengan setek batang (Rahman et al. 2008). Penanaman mangkokan di display biofarmaka IPB tidak ternaungi dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm dan keberadaan gulma sekitar 20 %. Bagian yang dimanfaatkan untuk obat antara lain bagian akar dan daun. Pada  batang  dan  daun  mengandung  kalsium-oksalat,  peroksidase,  amygdalin, fosfor, besi, lemak, protein, serta vitamin A, B1, dan C. (Rahman et al. 2008). Khasiat mangkokan yaitu mengobati radang payudara, melancarkan air seni, bau badan.

  1. Nenas kerang (Rhoeo spathaceae Swartz)

Nanas  Kerang  disebut  Rheo  discolor  (L.Her.)  Hance  atau  Rhoeo  spathacea Swartz  termasuk  ke  dalam  famili  tumbuhan  Commelinaceae. Tanaman  ini  dikenal  dengan nama Oyster Plant (Anonim 2009). Nanas kerang  dapat tumbuh  mencapai tinggi  60 cm. Daun  berdaging, bagian  bawah  ungu, bunga putih, tanaman tegak menaik. Banyak dipakai sebagai tanaman hias. Dibudidayakan di Jawa. Penanaman mangkokan di display biofarmaka IPB tidak ternaungi dengan jarak tanam 50 cm x 40 cm dan keberadaan gulma sekitar 40 %. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang bersifat toksik dan memiliki beberapa senyawa metabolit sekunder berupa berupa alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, dan zat warna. Dalam  farmakologi  Cina  disebutkan  tanaman  ini  memiliki  rasa manis,  sejuk,  anti  radang,  memelihara  paru,  mencairkan  dahak,  anti  batuk,  anti  diare  dan membersihkan darah. Efek  farmakologi  ini  diperoleh  dari  penggunaan daun dan bunga dalam keadaan segar atau kering (Anonim 2009).

Tanaman Obat Area Kehutanan

  1. Jati Belanda (Guazuma ulmifolia)

Merupakan salah satu tanaman suku Sterculiaceae dan dikenal sebagai salah satu tanaman obat. Daunnya biasa digunakan untuk jamu pelangsing tubuh dan biasanya dibuat dalam bentuk teh. Bijinya dapat digunakan sebagai obat sakit perut dan kembung serta buahnya dapat digunakan sebagai obat batuk. Selain itu, kulit batang dapat digunakan sebagai obat malaria, diare dan sifilis. Jati belanda juga dapat digunakan untuk mengobati influenza (flu), pilek, disentri, luka dan patah tulang. Ekstrak dari daunnya dapat menekan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Shigella dysenteria, dan Bacillus subtilis.

Selain Jati Belanda tanaman obat lain yang ditanam adalah Tempuyung (Sonchus arvensis), pegagan (Centella asiatica), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran(Phyllanthus urinaria). Di kebun biofarmaka, keempat tanaman tersebut ditanam di antara jati belanda. Pada umumnya tanaman-tanaman tersebut membutuhkan naungan yang sedang. Jati Belanda memiliki tajuk yang lebar sehingga tanaman tersebut dapat menjadi naungan. Maka dari itu tempuyung, sambiloto, pegagan, dan meniran dapat tumbuh di antara jati belanda.

  1. Sambiloto (Andrographis paniculata)

Sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang tingginya bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari Asia tropika. Penyebarannya dari India meluas ke selatan sampai di Siam, ke timur sampai semenanjung Malaya, kemudian ditemukan Jawa. Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Sambiloto dapat tumbuh baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan suhu udara 25-32 derajat Celcius. Kelembaban yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70-90% dengan penyinaran agak lama. Tanaman sambiloto digunakan untuk mencegah pembentukan radang, memperlancar air seni (diuretika), menurunkan panas badan (antipiretika), obat sakit perut, kencing manis, dan terkena racun. kandungan senyawa kalium memberikan khasiat menurunkan tekanan darah. Hasil percobaan farmakologi menunjukkan bahwa air rebusan daun sambiloto 10% dengan takaran 0.3 ml/kg berat badan dapat memberikan penurunan kadar gula darah yang sebanding dengan pemberian suspensi glibenclamid. Selain itu, daun Sambiloto juga dipercaya bisa digunakan sebagai obat penyakit tifus dengan cara mengambil 10-15 daun yang direbus sampai mendidih dan diminum air rebusannya.

  1. Tempuyung (Sonchus arvensis)

Tempuyung termasuk dalam suku Asteraceae yang tumbuh di ketinggian 50-1600 mdpl dan sangat cocok berada di lingkungan yang memiliki curah hujan merata sepanjang tahun atau daerah dengan musim kemarau pendek. Sebagai tanaman liar, tempuyung dapat juga dibudidayakan di dalam pekarangan. Tanaman ini tergolong dalam tumbuhan tak berkayu atau terna dan menyukai tempat yang langsung terkena sinar matahari serta mudah berkembang biak dengan biji yang terbawa oleh angin. Tanaman ini mengandung kalium, flavonoid, taraksasterol, inositol.

  1. Meniran (Phyllanthus urinaria)

Meniran adalah salah satu jenis tanaman yang memiliki bentuk batang bulat, basah dan tinggi kurang dari 50cm. Daun dari tanaman meniran bertulang menyirip genap, setiap satu tangkai memiliki daun majemuk dengan ukuran yang kecil dan berbentuk lonjong. Bunga tumbuhan ini terdapat pada setiap ketiak daun serta menghadap ke bagian bawah. Meniran biasa hidup secara liar pada lahan terbuka, tanah berpasir, tepi sungai dan pantai. Meniran merupakan tumbuhan herba yang mudah sekali untuk tumbuh. Meniran umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Meniran tumbuh subur ditempat yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Senyawa kimia yang terkandung di dalam tubuh meniran adalah zat filantin, kalium, damar dan zat penyamak. Tanaman ini dapat digunakan untuk obat penyakit kuning, disentri, batuk, demam, ayan, haid berlebihan dan malaria.

  1. Pegagan(Centella asiatica)

Pegagan adalah tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, serta pematang sawah. Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, memiliki fungsi membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid). Manfaat pegagan lainnya yaitu meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki; mencegah varises dan salah urat; meningkatkan daya ingat, mental, dan stamina tubuh; serta menurunkan gejala stres dan depresi.

Tanaman Obat Area Pembibitan

  1. Daun Mint (Mentha cordifoli )

Daun mint merupakan terna berbentuk semak, batang lunak, berbulu, batang muda berbentuk segiempat, batang tua membulat, warna ungu. Daun tunggal, berbentuk bulat telur, ujung runcing, pangkal membulat, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, panjang 3—5 cm, lebar 15—30 cm, warna hijau. Bunga majemuk berbentuk bulir,jumlah benang sari dua, mahkota bunga berbulu, warna ungu. Buah buni, warna cokelat tua. Akar tunggang, warna putih. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun mint adalah minyak atsiri 1–2%, mentol 80–90%, menthon, d-piperition, heksanolfenil – asetat, etil amil karbinol, dan neomentol. Khasiat dan manfaat daun mint sebagai pelega perut, obat batuk, mencret, pusing,’pilek, susah tidur, dan sesak napas. Secara tidak langsung dapat mengatasi penyakit hipertensi. Bagian yang Digunakan dari daun mint Seluruh bagian tanaman.

  1. Sedap Malam (Polianthes tuberose L.)

Sedap malam adalah tanaman berumbi ,daun duduk pada umbi batang serta disepanjang batang. Perbungaan majemuk dengan ujung melebar. Tanaman ini tumbuh baik di tempat tropis ataupun sub tropis dengan cahaya matahari segera, pada dataran rendah hingga ketinggian 1400 mdpl. Daunnya panjang serta berwarna hijau muda Sedap malam diperbanyak dengan umbinya. Bunga sedap malam biasa dipakai untuk upacara ritual, acara-acara kebiasaan kebudayaan, sedap malam bisa dipakai sebagai bunga potong ataupun sebagai tanaman taman. Sedap malam yang dipakai didalam sup kimlo tidaklah sedap malam yang untuk bunga potong, tetapi sedap malam yang datang dari cina. Sedap malam dapat diperbanyak dengan umbinya, kandungan kimia yang diketahui adalah sapogenin.

  1. Daun Ungu (Graptophylum pictum Griff)

Tumbuhan perdu, berumur menahun (perenial), tingginya +/- 2 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, warna ungu kehijauan. Daun tunggal, tersusun berhadapan, warna ungu tua, helaian daun tipis tegar, bentuk bulat telur, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip. Daun ungu mempunyai sifat sebagai antiinflamasi, peluruh air seni, mempercepat pemasakan bisul, pencahar ringan, pelembut kulit kaki, melunakkan feses dan mengempiskan wasir.  Daun ungu mengandung flavonoid, saponin, dan tanin.

  1. Kaca Piring (Gardenia augusta)

Bunganya indah mirip dengan bunga mawar putih, daunnya berbentuk oval, tebal, licin. Kaca piring mudah tumbuh di sembarang tempat, baik daerah dingin maupun panas. Namun, tumbuhan ini lebih cocok di daerah pegunungan atau lokasi yang tingginya lebih dari 400 meter diatas permukaan air laut.  Karena keharuman bunganya, kaca piring dibuat minyak wangi atau parfum. Sedang pengembangbiakan tanaman ini dapat dilakukan dengan cara stek. Kandungan kimia kaca piring adalah minyak Atsiri (linalool dan styrolyl ) dan bagian yang umumnya dipergunakan adalah daun hingga bijinya. Khasiat umum dari herbal kaca piring diantaranya adalah sebagai obat sariawan, mengurangi demam, dan mengatasi sembelit.

  1. Bangle (Zingiber purpureum Roxb)

Tinggi tanamannya sekitar 1-1,5 meter, membentuk rumpun yang padat. Helaian daun berbentuk lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip. Bangle mengandung zat-zat kimia berupa sineol, pinen dan seskuitterpen. Rimpang tanaman ini juga mengandung mineral, albuminoid, lemak, getah yang pahit, dan asam-asam organik. Rimpang tanaman ini punya banyak khasiat. Bangle mengandung asam organik yang berkhasiat diantaranya mengurangi lemak tubuh. Efek rimpang ini adalah penurun panas, peluruh kentut, peluruh dahak, pembersih darah, pencahar, dan obat cacing. Khasiat rimpang bangle bisa, untuk obat asma dan rematik. Khasiat lainnya, daunnya berguna untuk perangsang nafsu makan. Selain itu untuk obat sakit perut karena berkhasiat membersihkan darah dan sebagai peluruh kentut.


MK. EKOLOGI PERTANIAN (AGH 320)

One Reply to “”

Tinggalkan komentar